Judul Buku : The Great Leader, Strategi dan Kepemimpinan Muhammad SAW
Penulis : Ahmad Ratib ‘Armush
Penerjemah : Ahmad Khotib, LC
Penerbit : Embun Publishing Jakarta
Cetakan : Cetakan kedua, Maret 2006
Tempat Beli : Gramedia Semarang
Tanggal Beli : 10 Februari 2007
"Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan perintah ini, sampai Allah menampakkannya atau aku hancur di sana, aku tidak akan meninggalkannya"
Muhammad adalah satu-satunya 'penenun' yang tidak dapat dibandingkan dengan para pemimpin populer lainnya dalam catatan sejarah. Buku ini mengungkapkan kehebatan panglima perang di medan tempur, kecerdasan seorang jenderal dalam menyusun strategi, kecakapan seorang negosiator dalam perundingan, dan kepiawaian seorang politisi saat berhadapan dengan siasat lawan. Ia telah menjadi teladan dan contoh tertinggi bagi anggotanya dalam keberanian, pengorbanan dan pengendalian diri.
Di lain pihak, sosok pembawa aqidah baru itu terus menyebarkan keyakinannya kepada seluruh umat manusia dan mendiskusikannya dengan seisi penduduk bumi. Agama Rasul yang baru itu, seluruhnya berisi keistimewaan dan budi pekerti luhur, revolusi atas realitas yang getir dan dakwah untuk membebaskan manusia dari kezaliman, menyembah manusia atau batu. Ia adalah seorang pembuka bukan seorang penjajah seperti yang lain. Ia mengekspresikan kebahagiaannya dengan ketawadhuan yang besar, bersyukur kepada Allah. Sang pemimpin akan membebankan risiko kebijakannya ke pundak sendiri bertanggung jawab tanpa ragu-ragu. Adapun Muhammad bin Abdullah, ia sosok yang lahir di antara pasukannya, hidup bersama mereka, mempelajari psikologi mereka dan mengetahui kemampuan mereka. Rasul selalu menyeleksi tujuannya secara detail dan memeliharanya.
Muhammad menghabiskan waktu di Mekah selama tiga belas tahun. Selama itu, ia menukar perang dengan damai, menghadapi topan dengan ketenangan, dendam dengan bersalaman dan penindasan dengan mengajak mereka kepada keadilan. Ia adalah seorang pemimpin yang bijak, yang menguasai seni waktu, sebagaimana ia pun menguasai seni kesabaran, menanggung segala hal dan mengatur diri dalam waktu yang lama. (Sinopsis dari sampul belakang)
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !