Jokowi - Memimpin Kota Menyentuh Jakarta

Judul Buku : Jokowi – Memimpin Kota Menyentuh Jakarta

Penulis : Alberthiene Endah

Penerbit : Metagraf Solo 

Cetakan : Cetakan Pertama, November 2012 

Tebal : xii + 276 Hlm.

Tempat Beli : Tk. Buku Toga Mas MT. Haryono Semarang

Tanggal Beli : 27 Januari 2013 

RESENSI :

Siapa yang tidak kenal Jokowi? Ya, hampir semua pasti kenal Jokowi. Beliau adalah mantan orang nomor satu di kota Solo yang menjabat 2 periode. Jokowi adalah salah satu pemimpin fenomenal di negeri ini karena kinerjanya yang cukup memukau dan mampu membawa kota Solo pada taraf seperti yang diharapkan warga Solo. Sekarang Jokowi mampu hijrah ke Jakarta dan menjadi orang nomor satu di sana. Jokowi mampu mengalahkan incumbent Fauzi Bowo. Peraih predikat walikota terbaik no. 3 sejagad versi World Mayor Project 2012 ini sebelumnya tidak pernah dijagokan menang, bahkan dari semua survey Jokowi tidak pernah menempati posisi pertama. Itulah yang membuat orang menjadi penasaran dengan sosok Jokowi yang memimpin dengan gaya kesederhanannya itu. Sekarang masyarakat Jakarta menanti gebrakan Jokowi memimpin Jakarta yang sudah carut marut itu dan menyisakan banyak persoalan.

Karena fenomenal itulah saya tertarik untuk membeli buku biografi Jokowi, agar dapat mengenal lebih jauh dan mengetahui bagaimana Jokowi bisa menjadi pemimpin sukses yang dicintai rakyatnya, dimana sudah jarang gaya-gaya kepemimpinan seperti ini. Banyak kalangan bertanya-tanya, jurus atau trik apa yang digunakan Jokowi dalam memimpin kota dan mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan di dalamnya. Buku ini akan menjelaskan detail tentang itu semua. Buku ini juga menyingkap visi dan misi Jokowi sewaktu membangun kota Solo. Sekilas juga dikisahkan Jokowi sewaktu kecil dengan kehidupan yang dilaluinya, karena dari pengalaman hidup itulah karakter seorang Jokowi terbentuk.

Jokowi lahir dan dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Bapaknya hanya seorang penjual kayu di pasar dan ibunya hanya membantu suaminya berjualan. Orang tua Jokowipun juga belum memiliki rumah, jadi harus berpindah-pindah kontrakan. berangkat dari keluarga yang sederhana itulah Jokowi belajar dari kehidupannya dan orang tuanya, bahwa hidup tidak boleh banyak mengeluh. Apapun keadaanya harus dijalani, janganlah kemiskiman dijadikan alasan untuk tidak mempunyai cita-cita. Dalam sekolahpun Jokowi juga tidak main-main. Menyadari kekurangan orang tuanya, dia pun giat belajar, hingga bisa melanjutkan studi hingga kuliah. UGM adalah perguruan tinggi yang dipilihnya. Ya , karena di jaman itu UGM adalah kampus rakyat dan banyak orang-orang tak berpunya kuliah di sini. Jokowi pun kecewa dengan keadaan kampus UGM seperti sekarang ini, yamg lebih untuk kalangan berpunya.

Dari kondisi masa kecil yang sumber penghidupan dari kayu maka Jokowi pun juga mengambil jurusan tidak jauh dari kayu, jurusan kehutanan. Ya setelah luluspun Jokowi bekerja di tengah hutan di daerah Aceh. Sampai-sampai istrinyapun juga diboyong ke tengah hutan. Awalnya Jokowi merasa betah tinggal disana, tetepi karena lama kelamaan ritme kerja yang semakin tidak nyaman menurut Jokowi, maka diputuskanlah untuk kembali ke kampung halaman. Sesampainya dikampung halaman, Jokowipun tak jauh dari kayu yaitu bekerja serabutan di tempat saudara di mebel kayu. Jokowipun banyak belajar disana hingga akhirnya merintis sendiri membuka toko mebel. berbekal pengalaman dari kecil sampai menjadi karyawan serabutan di toko mebel milik saudaranya, akhirnya usaha yang dirintisnya pun sukses. Bermodal awal dari ayahnya yang didapat dari meminjam, Jokowi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan bertekad untuk meraih sukses dan menyandang sebagai predikat pengusaha mebel pada waktu itu.

Dalam buku ini dijelaskan sangat detail dan runut dengan bahasa apa adanya dan mudah dipahami, sehingga pembaca nyaman dibuatnya. Pesan-pesan dari sang tokoh pun juga tersampaikan ke pembaca dengan jelas. Step by step perjalanan hidup Jokowi dijelaskan dengan runut, dan seperti tidak ada yang terlewatkan. Mulai dari masa kecil, kuliah, bekerja, jadi pengusaha sampai jadi seorang walikota dan gubernur DKI. Buku ini layak dimiliki karena banyaknya pesan-pesan yang disampaikan, terutama bahwa keadaan bagaimanapun, meski dalam kemiskinan kita harus tetap mempunyai cita-cita dan berusaha meraihnya. (By : Kukuh Wiryawan)